Cari di Blog Ini

Drawing

Drawing adalah proses pemintalan yang bisa dilakukan setelah proses carding atau proses Combing. Jika pabrik pemintal benang tidak memiliki rangkaian mesin Combing (mesin pembuat lap dan mesin Combing) maka sliver carding langsung diproses di mesin Drawing tanpa melalui proses Combing. Benang yang hanya melalui proses carding tanpa melalui proses Combing disebut benang Carded atau benang garuk.

Proses Drawing memiliki andil besar dalam menentukan kualitas hasil akhir dari proses pemintalan benang karena Drawing merupakan proses terakhir untuk memperbaiki kualitas benang, baik dalam pembuatan benang Carded dan benang Combed, terutama pada benang Carded. Jika kualitas hasil proses Drawing jelek maka kualitas benang juga akan jelek. Ketidakrataan hasil Drawing akan mengkibatkan ketidakrataan pada benang. Untuk menghindari cacat pada benang maka tingkat ketidakrataan pada sliver harus diturunkan pada tingkat yang paling rendah.

Ujung- ujung serat yang ada pada sliver carding masih berbentuk tekukan, ada tekukannya bagian belakang, ada dibagian depan dan ada dikedua ujung serat. Dimana hal ini mengakibatkan serat memiliki arah yang tidak lurus dan tidak sejajar sumbu sliver sehingga kerataan disepanjang sliver bervariasi. Untuk meluruskan tekukan – tekukan ujung serat maka dilakukan penarikan melalui tahapan Drawing.

Sliver diletakan diantara pasangan rol – rol penarik. Kecepatan permukaan rol semakin kedepan semakin cepat sehingga terjadi proses penarikan serat. Pada saat penarikan ini, oleh adanya gaya gesekan antara permukaan serat maka tekukan – tekukan ujung serat menjadi bergeser lurus sejajar sumbu serat.

Tujuan dari proses Drawing adalah

a.     Perangkapan untuk perataan sliver
Pada proses Drawing dilakukan perangkapan serat dengan tujuan untuk meratakan sehingga proses mixing (pencampuran) serat semakin sempurna dan meminimalisir belang. Perangkapan juga berfungsi untuk mencapai kerataan berat dan diameter sliver Drawing untuk meminimalisir tebal tipis pada benang.

b.     Pencampuran/ Blending jika diperlukan.
Untuk beberapa pabrik pemintal benang, ada yang membuat benang campuran antara beberapa jenis serat seperti serat kapas dengan serat poliester, serat kapas dengan serat rayon, serat rayon dengan serat poliester. Proses pencampuran tersebut dilakukan pada mesin Drawing dengan mengatur jumlah rangkapan sliver masing – masing jenis serat.

c.      Drafting/Penarikan
Setelah dilakukan perangkapan pada awal Drawing atau daerah penyuapan maka dilakukan penarikan rangkapan tersebut untuk mendapatkan diameter serat yang diinginkan.

d.     Pensejajaran serat
Ketika terjadi proses penarikan siver  di daerah penarikan dengan adanya gaya gesekan antara permukaan serat maka tekukan – tekukan serat bergerak sehingga lurus sejajar sumbu serat.

e.     Membersihkan serat dari kotoran.
Ketika penarikan serat selain serat dibuat menjadi lurus dan serat menjadi lebih terbuka sehingga kotoran akan jatuh ke bawah.

Dari tujuan – tujuan proses Drawing di atas, pensejajaran dan pelurusan serat serta perataan berat persatuan panjang sliver merupakan hal yang paling penting. Pada pembuatan benang Combed tujuan utama proses Drawing untuk dilalui adalah untuk menjaga kerataan berat sepanjang sliver karena tekukan – tekukan ujung serat telah diluruskan dengan penyisiran  oleh proses Combing. Ketidakrataan sliver Combing bisa terjadi pada saat piecing ketika proses Combing berlangsung.

Prinsip Kerja Proses Drawing
Untuk melukan penarikan dan peregangan pada material yang diolah maka material dilewatkan pada pasangan rol – rol yang berputar semakin kedepan semakin cepat sehingga terjadi penarikan serat. Dengan pergerakan material kearah depan dan terjadinya gaya gesekan antara serat mengakibatkan pergerakan tekukan menjadi lebih lurus sejajar sumbu serat.




Material masuk kepasangan rol I kemudian ditarik oleh pasangan rol II dimana kecepatan putarnya lebih tinggi dibandingkan rol I dan terjadi peregangan yang dinamakan Break Draft. Dari pasangan rol II material ditarik oleh pasangan rol III dengan kecepatan yang lebih tinggi dari rol II. Peregangan yang terjadi alah Intermediate Draft. Kemudian material akan ditarik oleh pasangan rol IV dimana kecepatan putarannya paling cepat diantara pasangan rol – rol yang lain. Antara pasangan rol III dan ke IV tejadi peregangan yang dinamakan Main Draft.

Untuk penetapan total dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut :
Setelah penentuan total draft maka diatur kecepatan putaran permukaan masing – masing rol peregang dengan pengaturan roda gigi yang berhubungan dengan sistem peregangan.

Bagian Mesin Drawing yang dilalui Material
Bagian – bagian mesin Drawing yang dilalui material pada proses Drawing adalah sebagai berikut :

  1. Bagian Penyuapan
Bagian penyuapan terdiri dari creel tempat sliver yang disuapkan. Jumlah rangkapan tergantung bisa 6 atau 8 rangkapan atau jumlah yang lain tergantung kepada nomor sliver yang diinginkan dan regangan atau draft yang diberikan kepada material. Setelah sliver dipasang pada masing – masing creel, sliver diteruskan ke penghantar sliver dan sepasang rol penyuap.

Pada saat material di dalam can pertama kali dipasang pada mesin Drawing diatur sedemikin rupa sehingga material tidak habis secara bersamaan namun bergantian antara satu can dengan can lainnya. Tujuannya agar mesin Drawing tidak sering berhenti. Jika pemasangan sliver pada mesin carding dilakukan secara bersamaan maka mesin akan lama berhenti yang berakibat turunnya efisiensi mesin.
Creel dilengkapi dengan light barrier (stop motion) yang berfungsi menghentikan mesin ketika ada sliver yang putus sehingga jumlah sliver tetap sesuai rangkapan yang diinginkan. Pemasangan light barrier bertujuan untuk menjaga kerataan sliver.  

  1. Bagian Peregangan (Drafting Zone)
Bagian peregangan merupakan jantung dari proses drawing.Pada bagian peregangan dipasang sepasang scanning roll yang berfungsi mendeteksi nomor atau besarnya sliver yang disuapkan ke bagian rol – rol peregang.
Rol peregang terdiri dari rol atas dan rol bawah. Rol bawah biasanya terbuat dari baja yang permukaannya halus dan diberi alur untuk menghindari terjadinya slip pada serat. Rol bawah paling depan dipasang tetap ditempatnya tidak dapat digeser – geser dan rol tengah serta rol belakang dapat digeser untuk mendapatkan jarak setingan yang diinginkan.

Rol atas terbuat dari besi tuang yang dilapisi oleh cot atau lapisan karet sintetis. Kekerasan dari cot tergantung kepada material yang diolah. Untuk serat sintetis biasanya digunakan cot yang lebih keras dibandingkan pada pengolahan serat kapas.
Ada beberapa tipe kekerasan dari cot
Lembut (soft) : 65° - 75° shore
Medium : 75° - 80° shore
Keras : diatas 80° shore

Karena gesekan antara top dengan material mengakibatkan cotnya akan menjadi aus dan tidak rata. Agar top rol dapat bekerja dengan baik maka cot pada top rol harus diratakan dengan proses grinding secara berkala. Ketika diamater cot sudah mencapai titik minimal cot harus diganti dengan yang baru. Jika penggerindaan atau penggantian tidak dilakukan tepat waktu akan berakibat sliver yang dihasilkan tidak rata.



 
Kecepatan permukaan pasangan rol IV > III > II > I, dengan kata lain semakin ke depan kecepatan permukaan rol peregang semakin besar.
Antara rol I dan rol II : Break Draft
Antara rol II dan rol III : Intermediate Draft
Antara rol III dan rol IV : Main Draft

Adanya break draft, intermediate draft dan main draft bertujuan agar peregangan dapat dilalukan dengan mulus.

Pengaturan jarak rol – rol peregang dipengeruhi oleh faktor dibawah ini :

-       Panjang serat yang diolah
Seting mesin disesuaikan dengan panjang serat yang diolah. Jika jarak rol – rol peregang terlalu jauh maka akan terjadi serat yang mengambang dan menimbukan ketidakrataan sliver hasil jadinya. Jika terlalu dekat atau terlalu sempit maka akan menyebakan serat akan putus.

-       Nomor sliver atau rangkapan sliver yang diolah
Semakin tebal sliver maka rol atas akan naik keatas sehingga rol atas akan terangkat atau lebih renggang terhadap rol atas, titik jepit rol terhadap serat semakin luas. Maka seting jarak rol – rol peregang dibuat lebih renggang untuk menghindari serat terjepit diantara dua rol yang dapat mengakibatkan serat putus.

-       Proses sebelumnya
Pengaturan jarak rol – rol peregang di mesin drawing untuk mengolah sliver carding dan combing berbeda. Kualitas sliver combing lebih bagus dibandingkan sliver carding sehingga jarak rol peregang yang pada pengolahan sliver combing lebih renggang dibandingkan sliver carding. Sebaliknya ketika mengolah sliver carding maka jarak rol – rol perengan dibuat lebih sempit.

-       Sifat serat yang diolah
Untuk serat kasar, rol – rol peregang diatur lebih sempit dari pada ketika mengolah serat yang lebih halus karena serat kasar lebih suit untuk diatur.

Jumlah rol – rol peregang pada mesin drawing tergantung kepada pemintal. Ada yang memasang 3 rol diatas 3 rol bawah. Ada juga 3 diatas 4.

  1. Bagian Delivery (Bagian Penampungan Sliver)
Kecepatan dari delivery tergantung kepada jenis material yang diolah dan rencana produksi. Setelah dilakukan peregangan material di drafting zone, web dari dari drafting zone akan masuk ke corong berupa terompet sehingga terbentuk sliver yang memiliki kekuatan tertentu. Kemudian sliver masuk ke bagian calender disc, sebelum calender disc ada monitor untuk sliver.
Dari corong atau terompet kemudian ditarik oleh rol penggilas dan dimasukan ke coiler yang terletak diatas can penampung sliver. Untuk mesin – mesin baru ketika can sudah penuh atau mencapai tingkat produksi yang sudah diatur maka secara otomatis akan berganti dengan can baru.

Autolevelling



Salah satu fungsi drawing adalah untuk menjaga kerataan dari serat (kapas). Ketidakrataan sliver drawing mengakibatkan ketidakrataan benang yang dihasilkan. Untuk meminimalisir cacat karena ketidakrataan ini maka dilakukan pengawasan terhadap kerataan sepanjang sliver (linear density variation).
Untuk menjaga kerataan sepanjang sliver yang diolah maka draw frame dipasang Autoleveler. Dimana alat ini akan memperbaiki ketidakrataan pada sliver yang diolah dengan merubah main draft atau break draft dari sistem drafting atau sistem peregangan sesuai dengan variasi penyuapan material.
Ada dua sistem autoleveling yaitu
-     Sistem tertutup
Pada sistem tertutup perabaan dilakukan pada bagian delivery dan perbaikan dilakukan dengan merubah break draft atau main draft pada sistem peregangan.
-     Sistem terbuka
Pada sistem terbuka perabaan dilakukan pada saat penyuapan  dan perbaikan dilakukan dengan merubah break draft atau main draft pada bagian peregangan. Sistem terbuka lebih efektif karena kesalahan lebih kecil dibandingkan sistem tertutup namun pada sistem terbuka apakah perbaikan telah dilakukan atau belum oleh sistem peregangan tidak diketahui.
-     Sistem kombinasi terbuka dan tertutup
Karena pada sistem terbuka dan sistem tertutup ada kekurangan masing – masing maka ada ada autolever dengan kombinasi sistem terbuka dan tertutup. Sliver yang disuapkan diukur oleh elemen peraba kemudian ketidakrataan dikoreksi dengan merubah break draft atau main draft dan kemudian bagian delivery akan mengecek lagi.

Sliver disuapkan melalui sepasang scanning rol. Salah satu scanning rol bergerak sesuai dengan variasi diameter atau besarnya sliver. Pergerakan scanning rol ini akan menghasilkan sinyal berupa detakan. Tranducer akan mengubah detakan sinyal ini menjadi tegangan listrik ke penyimpanan data elektronik. Data penyimpan akan mengubah draft pada saat yang tepat. Memory elektronik menghitung tegangan menjadi set point dengan penunda waktu. Penunda waktu menghitung target kecepatan servo drive. Servo drive berhubungan dengan gear box yang terhubung ke rol tengah dari rol – rol peregang dan main draft akan berubah. Kecepatan dari rol penyuap, scanning rol dan break draft bervariasi tergantung kepada rol tengah. Sistem memastikan kecepatan delivery dan produksi.

Mesin secara otomatis akan mematikan mesin jika variasi sliver terlalu besar sekitar 25%.